Pengobatan Anak Penyandang Autis

Pengobatan Anak Penyandang Autis

Meski autisme tidak dapat disembuhkan, ada banyak layanan bantuan pendidikan dan terapi perilaku khusus yang dapat meningkatkan kemampuan penyandang autisme. Tetapi bantuan untuk autisme memiliki banyak jenis dan keluarga biasanya kesulitan untuk memilih bantuan mana yang cocok karena efeknya akan berbeda pada tiap penyandang. Penanganan autisme juga membutuhkan komitmen waktu, emosi, dan finansial.

Program penanganan autisme (sering disebut intervensi) biasanya melibatkan para spesialis, seperti dokter spesialis anak, psikolog, psikiater, ahli terapi wicara, dan ahli terapi okupasi.

Aspek-aspek penting dalam perkembangan anak yang seharusnya menjadi fokus pada tiap bantuan adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan berinteraksi, kemampuan kognitif (misalnya, bermain secara kreatif), dan kemampuan akademis.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.

Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.

Sekolah Layanan Khusus yang telah memiliki Buku operasional Penyelenggaraan Pendidikan Khusus di antaranya Sekolah Layanan Khusus untuk Anak Terlantar, Sekolah Layanan Khusus Anak jalanan, Sekolah Layanan Khusus Anak Pedalaman, Sekolah Layanan Khusus Pekerja Anak, Sekolah Layanan Khusus Anak TKI (Tenaga Kerja Indonesia),  Sekolah Layanan Khusus Anak PSK, dan Sekolah Layanan Khusus Anak Berbakat. Selain itu Sekolah Luar Biasa untuk anak-anak penyandang cacat (disabilities) juga termasuk perangkat penyelenggaraan Pendidikan Khusus,

Autis Gangguan Kemampuan Sosial

Autis Gangguan Kemampuan Sosial

Autis Gangguan Kemampuan Sosial Salah Satunya

Autisme berkaitan dengan gangguan kemampuan sosial yang penderitanya berinteraksi berbeda dengan orang pada umumnya. Pada tingkat gejala ringan, ciri-ciri autisme yang muncul adalah tampak canggung saat berhubungan dengan orang lain, mengeluarkan komentar yang menyinggung orang lain, dan tampak terasing saat berkumpul bersama orang lain. Penderita autis dengan tingkat gejala autis yang parah biasanya tidak suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga cenderung menghindari kontak mata1. Pada anak-anak, gejala autis berupa gangguan kemampuan sosial ini dapat terlihat dari ketidaktertarikannya pada permainan bersama serta sulit berbagi dan bermain secara bergantian

Mengetahui Gejala Penyakit Autis

Mengetahui Gejala Penyakit Autisme

Gejala autis biasanya baru terlihat jelas setelah terjadi perubahan signifikan dalam kehidupan seseorang dan umumnya mulai berkembang pada masa kanak-kanak. Gejala-gejalanya cenderung bervariasi pada tiap penyandang, tapi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama.

Kategori pertama adalah gangguan interaksi sosial dan komunikasi. Gejala ini meliputi gangguan pemahaman dan kepekaan terhadap perasaan orang lain serta penguasaan bahasa yang lamban.

Kategori kedua adalah pola pikir, minat, dan perilaku yang terbatas dan bersifat mengulang. Contoh gerakan repetitif, misalnya mengetuk-ngetuk atau meremas tangan, dan merasa kesal saat rutinitas tersebut terganggu.

Penyandang autisme juga cenderung memiliki masalah dalam belajar dan kondisi kejiwaan lain, misalnya gangguan hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan kecemasan, atau depresi.

Gejala autis biasanya diketahui pada usia awal perkembangan anak sebelum mencapai tiga tahun. Hubungi dokter jika Anda menyadari adanya gejala autisme atau gangguan perkembangan pada diri Anda maupun anak Anda.

Pengalaman Orang Tua Memiliki Anak ADHD

Pengalaman Orang Tua Memiliki Anak ADHD

Berikut ini, adalah pengalaman seorang ibu yang mempunyai anak ADHD. Dia sangat menyadari, bahwa anaknya merupakan amanah, “orang tua harus mencari tahu, meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sisi mana yang dapat di kembangkan karena anak yang memiliki kelainan kadang-kadang memiliki kelebihan yang luar biasa”
Photo http://childdevelopmentinfo.com

Anak Adalah Amanah

Memiliki anak sehat, sempurna lahir dan batin adalah harapan semua orang tua. Manakala harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan, haruskah takdir Allah menjadi bahan penyesalan ? Manusia hanya berencana, tetapi Allah-lah yang menentukan segalanya, begitu pun ‘anak’.

“Anak adalah amanah-Nya Allah, bukan aib, hanya titipan, bukan milik kita”. Apakah kita berhak menggugat jika titipannya ternyata tidak seperti anak-anak yang lain? Kita hanya ditugaskan menjaga dan mengasuhnya dengan cinta kasih karena ia titipan Allah yang Rahman dan Rahim-Nya tidak pernah surut dari sisi kita. Bukan tugas kita menilai apakah seorang amanah-Nya yang bernama siapapun layak menjadi anak kita atau tidak?


Anak berkebutuhan khusus pun amanah bagi kita, orang-orang yang berada di sekitarnya, baik sebagai tetangga, teman, maupun kerabat. Untuk menjalankan amanah itu dengan baik harus di mulai dengan upaya memahami mereks apa adanya.


Oleh karena itu, setiap pasangan harus siap menerima amanah Allah yang Ruhnya dititipkan ke rahim ibunda. hal itu berarti siap menerima seluruh kondisi dan keadaannya tanpa kecuali. Adanya rasa sedih bahkan kecewa dari orang tua yang memiliki anak tidak sempurna adalah wajar karena hal itu adalah sesuatu yang sifatnya manusiawi. Perlu diingat, bahwa saat ini kita sedang di uji oleh-Nya. Siapa saja yang di kehendaki Allah SWT suatu kebaikan maka Allah akan memberi suatu ujian. 


Peneriamaan atas kehendak Allah tidak dapat diartikan sebagai sikap katalis, pasrah tanpa berbuat sesuatu, tetapi harus diuapayakan dengan menumbuhkan usaha-usaha positif yang dapat meminimalkan atau memunculkan potensi anak. 


Dibituhkan ketangguhansetiaptua untuk memahami, membaca, dan terus mempelajari perkembangan anak, serta selanjutnya menyikapi dan mengembangkan aspek-aspek kelebihan anak.

Sejak ia mempunyai anak ADHD, ada empat sikap orang tua yang harus dikedepankan, yaitu bersikap sabar, selalu jeli, kreatif, dan tanggap.//Sumber : buku anak ADHD.